Jangan pernah memaksa anak untuk bercerita tentang pacarnya. Jangan pernah memaksa anak untuk bercerita soal pacarnya, ini dilakukan untuk menghindari jarak diantara orangtua dengan anak dan anak akan menjadi tertutup terhadap Bunda. Yang harus Bunda lakukan adalah mendekatkan diri kepada anak dengan menjadi sahabatnya, biarkan anak sampai siap untuk mengatakan sendiri kepada Bunda.
Beritahu sisi baik dan jeleknya memiliki seorang pacar. Disini peran Bunda sebagai orangtua sekaligus teman untuk anak harus memberitahu sisi baik dan jelek memiliki pacar. Misalnya : untuk memberikan semangat anak untuk berprestasi disekolah, mengajarkan hal-hal yang baik terhadap anak bukan malah jadi prestasi disekolah menjadi menurun, mengajarkan anak menjadi berprilaku tidak sopan kepada orangtua, narkoba, anak malam atau lainnya. Dengan begitu Bunda sebagai orangtua bisa menilai dan memberitahu bahwa dia itu pantas dan cocok jadi pacar kamu atau tidak.
Memilih teman yang baik. Kadang saat-saat remaja, pacaran merupakan hal yang wajib atau fardu ain' dilakukan oleh seorang remaja. Beri pemahaman kepada anak jika dia bisa menjadi teman yang baik, maka teman-temannya tidak akan menjauhinya meski dia tidak ikut berpacaran.
Orangtua harus mengenal orangtua dari teman sepermainan anak. Sebaiknya orangtua harus mengenal Ayah dan Ibu dari teman sepermainan anak, sehingga orangtua bisa saling berbagi informasi tentang perilaku anak. Kenali keluarga teman anak agar kita tahu apakah di rumah teman itu ada pengawasan yang baik dari orangtuanya.
Hargai kedatangang pacar anak jika datang kerumah. Kalau pacar anak Anda sudah berani datang sendirian ke rumah, hargai keberaniannya. Jangan terus diusir. Toh, lebih baik mereka di rumah daripada keluyuran kemana-mana sehingga sekaligus Bunda bisa mengawasi anak.
Waspada jika anak lebih sibuk pacaran ketimbang belajar. Jika anak sudah mulai malas untuk belajar dan lebih mementingkan pacaran, sebaiknya Bunda mulai waspada. Ajak mereka bicara dari hati kehati tanpa harus ada kemarahan dan main tangan, misalnya: Ajak bicara tentang masa depan mereka.
Yakinkan anak bahwa apapun yang terjadi, orangtua selalu bisa menerima mereka. Dengan begitu anak akan lebih terbuka soal dirinya termasuk soal pacarannya.
Bekali anak dengan pendidikan agama dan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. ini dilakukan supaya anak lebih mengeti mana yang baik dan mana yang salah dan juga agar anak bisa mengerti apa yang tengah dihadapi dan resiko yang bisa terjadi. Anak yang terlatih berpikir soal resiko akan lebih siap menjaga dirinya.[ysa] / Sumber : seruu.com
salam sahabat
wah acaran kayak budaya barat aja he..he..syukurlah kalo berpacaran secara diterapkan dengan kaidah yang baik good posting sob..good luck juga tentunya buat anda ya